Tuesday, April 27, 2010

Death Bell (2008)

- The Bell Has Rang for the Death to Come -
Korea terkenal akan produksi drama seri romantisnya yang tidak pernah habis. Beberapa film bioskop juga sesekali dirilis dengan genre yang tidak berbeda jauh. Film horror korea bisa dibilang jarang ditemukan, sekalinyapun ada, film itu jarang nge-boom dan kualitasnya jauh di bawah ekspektasi banyak orang. Berbeda dengan negara asia lainnya macam jepang, thailand, hongkong, bahkan indonesia sekalipun. Meskipu begitu, dalam beberapa kesempatan, selalu nongol satu atau dua film bergenre horror dari negeri ginseng yang menarik banyak perhatian dan berkualitas jauh di atas rata-rata. Death bell, meski tidak bisa disetarakan dengan The Host dan A Tale of Two Sisters, memberikan sebuah kejutan yang bisa dibilang tidak bisa ditebak sama sekali sebelumnya.
Kisah dimulai dengan kegiatan sekolah pada umumnya. Ujian semester baru saja berakhir dan beberapa murid dengan bahagia berpergian pulang dari dorm sekolah mereka menuju domisili masing-masing. Dua puluh anak dengan nilai tertinggi, terpaksa harus belajar di sekolah selama liburan dalam usaha sekolahnya memasukkan anak-anak topnya menuju universitas andalan yang menjadi incaran semua orang. Hwang Chan-wook guru bahasa korea membantu ditemani oleh guru bahasa inggris, Choi So-yeong.
Di antara murid-murid itu, Kang Yi-na adalah seorang siswi yang ceria dan pintar. Ia berhasil menduduki peringkat kelima di angkatannya. Cowok yang ia sukai, Kang Hyeon (The infamous Kim-Bum) adalah anak berandal yang pernah tinggal di luar negeri selama beberapa tahun, membuatnya terpaksa hadir di sekolah untuk membantu guru bahasa korea yang tidak pandai berbahasa negeri paman sam. Saat kelas mau dimulai, HD Tv di kelas khusus itu tiba-tiba menyala menampilkan seorang siswi yang terperangkap di dalam tabung kaca. Di tabung itu terdapat sebuah soal matematika. Perlahan namu pasti, kolam air itu terisi menimbulkan kepanikkan di antara teman-teman sekelasnya. Mereka yang di kelas, dipaksa menyelesaikan soal di tabung itu jika mau melihat teman mereka selamat.
Premisenya bisa dibilang sangat menjanjikan. Meski begitu gw merasa let-down atas beberapa plot-hole. (Spoiler Ahead!!) Untuk apa coba si Kim-Bum dipanggil hanya kalau si guru korea perlu orang yang bisa bahasa inggris? Pak, ada guru inggris di sebelah lw!! Kedua, di kasus pertama yang terdengar seru itu, anak-anak murid “terpintar” di sekolah itu tidak berusaha sama sekali untuk memecahkan soal itu. Mereka sibuk panik dan melerai Kim-Bum yang berantem sama seorang guru. Sampai akhirnya si anak cewek tenggelam. Hello? It’s your friend in the tube!
Okay enough with my ranting. Mungkin akan timbul kesan kalau gw membenci film ini, sejujurnya gw justru sangat menikmati film ini. Banyak hal yang bisa dikembangkan, misalnya dengan lebih fokus ke pemecahan soal-soalnya daripada panik-panik kayak orang blo’on. Meski begitu, banyak point-point di film ini yang lumayan “oke”. Pembangunan tensinya dibawa dengan sangat clear, seru da fast paced. Film ini membangun tensi dengan mengambil adegan torture dari saw yang dibawa dengan sedikit lebih bermoral dan kreatif, kejar-kejaran ala film thriller, dan tatapan creepy hantu berbedak putih yang tersenyum manis.
Permainan para aktornya juga gak bisa dibilang jelek. Si tokoh utama, Kang Yi-Na entah kenapa kayak sering bengong dan mainnya lemes banget. Kim-Bum lumayan lah sebagai si bad boy, meski mukanya enggak cocok disebut “bad”. Guru-gurunya on the other hand, bermain dengan sangat crisp dan meyakinkan. Terutama si guru inggris. Entah kenapa gw suka aja liat permainannya. Durasinya yang tidak terlalu panjang, diisi dengan adegan-adegan seram dan thrilling yang dipoles dengan profesional dan enggak cheapy.
All in all, film ini memiliki banyak plot hole yang lumayan mengganggu, meski begitu cukup banyak adegan seru yang lezat disantap bagi para pencinta film horror. Meskipun formula film horror remaja masih dipakai disini (berpisah-pisah, mencar, ngumpet di kamar sendirian, dll), cukup banyak hal yang bisa dinikmati disini. Dibandingkan dengan film-film horror sampah dari Thailand, Indonesia, atau bahkan Korea sendiri, film ini cukup bersinar. Dibandingkan dengan film horror yang top-notch, film ini enggak kalah enjoyable dan entertaining.

Verdict : 6.5 / 10

No comments:

Post a Comment