Monday, November 8, 2010

The Social Network

"The Bitter Life of A Geek"
Mark Zuckerberg adalah seorang jenius muda yang menciptakan sebuah website fenomenal bernama facebook di usianya yang belum genap 25 tahun. Dalam kisah sukses hidupnya ia harus terlibat dalam dua tuntutan hukum yang cukup berat. Pertama dari Vanderkloss bersaudara yang menuduh dia telah mencuri ide mereka yang megajak Mark untuk membuat sebuah dating site yang eksklusif untuk anak laki-laki harvard. Kedua dari sahabatnya sendiri, Eduardo Saverin yang ditipu oleh Mark sendiri akibat pengaruh dari Sean Parker. Sepanjang pergelutan hukumnya, flashback demi flashback kembali dalam ingatannya merangkai perjalanan hidupnya mnjadi sebuah film yang sinergis dan menjanjikan.
David Fincher, seorang sutradara spesialis film thriller (Se7en, Fight Club) yang merambah ke dunia drama (Benjamin Button) membawa film ini menjadi coming of age story yang tidak biasa-biasa saja. Formula dari sebuah film biopic memang amat sangat terasa dalam penyusunan naskah film ini, namun hal itu tidak terlalu menganggu karena Fincher mengolahnya dengan slick, fast paced, dan stylish. Nuansa kelam dan mencekam selama perdebatan hukum antara mark dan kedua penuntutnya dipadukan dengan baik dengan beberapa scene drama yang menyentuh. Meski begitu film ini sedikit kebingungan dalam mencari genre. Sebagai sebuah coming of age story, pembawaan thriller khas David Fincher sedikit menganggu dan memberatkan. Sebagai sebuah drama, materi yang disajikan tidak selalu seimbang dan mengikat. Sebuah dualisme yang amat sangat disayangkan.
Permainan Jesse Eisenberg sebagai Mark bisa dibilang mengkukuhkannya sebagai seorang aktor muda berbakat yang bersinar dalam karakter geeknya (Michael Cera yang lain). Setelah Adventureland dan Zombieland, ia bermain sebagai orang yang memiliki OCD akut dan peyendiri dengan amat sangat baik. Kemampuannya membuat penonton gemas akan sikapnya yang sok bad-boy benar-benar patut diacungi jempol. Andrew Garfield, aktor muda yang akan menjadi spiderman berikutnya, juga bermain baik dan mampu mengimbangi Jesse sendiri. Bahkan Fincher mampu mengarahkan Justin Timberlake untuk berakting jauh lebih baik dibandingkan di the love guru dan beberapa filmnya yang lain. Yang juga cukup signifikan adalah Brenda Song yang berani tampil beda dari image disneynya dan bergerak ke peran yang jauh, jauh lebih dewasa.
Score dari film ini sendiri, bisa dibilang, terlalu dark untuk sebuah coming of age story yang ditujukan untuk audience remaja dan muda. Jika ada satu yang harus dikecewakan adalah endingnya. Tidak bermaksud memberikan spoiler atau apapun, namun yang pasti ending dari film ini bisa bergerak ke dua sisi. Entah itu menjadi ending brilian yang amat sangat efektif, atau sebuah ending yang anti klimaks dan mengecewakan. Sayangnya saya mendapatkan respon yang ke-2 untuk ending film ini.

Verdict : 7.5/10

No comments:

Post a Comment