Saturday, February 12, 2011

Oscar Watch List : The King's Speech

- The Speech Is Delivered Awesomely -
SPOILER ALERT! Kehidupan keluarga kerajaan di Inggris adalah sebuah tema film yang tidak pernah habis diulas. Entah itu intrik politik di dalam keluarga, drama romansa dari para anggota kerajaan, kehidupan para petinggi di negara Inggris sana merupakan sebuah genre yang selalu sukses menarik minat publik dan para kritikus. Bisa dilihat banyaknya daftar film bergenre ini yang berhasil menembus kancah perfilman bergengsi seperti BAFTA, Golden Globe dan Oscar sekalipun. The King's Speech adalah film karya dari Tom Hooper yang mengambil kisah hidup Duke of York, Prince Albert yang bergelut dalam usahanya menjalankan tugas sebagai King George VI. Meskipun genrenya terkesan familiar dengan setting period yang sudah sering dipakai, film ini mengambil perspektif sendiri berupa biopic drama yang memfokuskan dirinya pada perjuangan Albert dalam usahanya mengalahkan 'gagap'nya dan menyampaikan sebuah pidato yang lancar dan bebas dari cemoohan orang. Kisah yang menggerakkan ini berhasil memberikannya 14 nominasi BAFTA, 7 nominasi Golden Globe dan berpuluh-puluh nominasi lainnya. Bersama dengan 11 nominasi lain, The King's Speech adalah satu dari sepuluh kontender Best Picture Oscar yang akan diumumkan pada tanggal 27 Februari nanti.
The Duke of York, Prince Albert 'Bertie'(Colin Firth) adalah anak kedua dari King George V. Dibayang-bayangi oleh trauma masa lalunya, ia mengidap kelainan stammering, atau yang biasa disebut 'gagap', sehingga ia tidak bisa membacakan sebuah teks atau bahkan berbicara di khalayak publik banyak tanpa dikolok-kolok da diiringi desahan masyarakat. Istrinya Elizabeth (Helena Bonham Carter) berusaha membantunya menjalani semua ini dengan mencarikan ahli-ahli terapi berbicara namun tidak ada yang berhasil membantu Albert. Sampai pada akhirnya Elizabeth membawa Albert ke Lionel Logue (Geoffrey Rush) seorang terapis berbicara yang berasal dari Australia. Metode terapi Lionel memaksa Albert untuk menggali dalam ke masa lalunya dan berhadapa dengan trauma masa kecilnya, sesuatu yang tidak ingin Albert lakukan. Dengan mendekatnya ancaman perang dari Jerman dan diangkatnya dia menjadi raja setelah kakaknya memilih untuk mundur, ia harus berpacu dengan waktu untuk bisa membawakan sebuah naskah pidato dengan baikm tanpa membuat kecewa rakyatnya yang sedang bimbang dan takut akan bahaya perang ke depannya.
What an accomplishment! Film ini merupakan salah satu film terlengkap yang pernah saya tonton. Cerita yang bagus, permainan akting yang sempurna, pengambilan gambar yang berani beda, alunan musik yang menyentuh dan sesuai, desain setting visual yang tidak main-main, semuanya dicentang dengan baik. Cerita perjuangan Prince Albert 'Bertie' menurunkan tirai penghalangnya dan mau menjalin persahabatan dengan Lionel, membuka diri dan mengutarakan masalah personal dalam hidupnya seperti alasannya mendapatkan 'gagap'nya tersebut (yang ia peroleh akibat tekanan dari ayah, kakak dan nanny-nya) dikemas dengan sederhana namun emosional dan menggerakkan penonton. Sub-plot yang ada tidak merusak jalannya cerita dengan menghadirkan sebuah twist yang mengejutkan, melainkan menambah intrik dan pergelutan dalam kisah utamanya sendiri, mendorong cerita untuk menjadi lebih involving, emosional, dan seru. Coming-of-age story disini agak berbeda dengan yang ada di The Social Network (apalagi dalam urusan umur para pemainnya), namun tidak kalah "moving" dan "involving". Colin Firth sudah lebih dari 2 dekade aktif bermain di film layar lebar. Ia sudah membuktikan bahwa ia adalah aktor yang patut diperhitungkan namun permainan akting apiknya jarang disorot publik da dilirik kritikus. Namun permainan sempurnanya, yang apik dan amat sangat menawan, tidak mungkin lewat dari mata publik dan kritikus sekalipun. Piala Golden Globe yang ia peroleh kemarin, amat sangat 'well deserved' dan memang sudah waktunya ia mendapatkan sebuah piala oscar setelah gagal dengan A Single Man tahun lalu. Helena Bonham Carter yang biasanya tampil eksentrik dan meriah dengan kostum dan kepribadiannya, bersinar dalam dandanan yang sederhana dan permainan yang tidak kalah meriah. Geoffrey Rush juga tidak kalah prima dengan permainan akting yang jauh lebih baik jika menilik resumenya 5 tahun kebelakang. Pengambilan gambarnya sedikit berbeda dibandingkan kebanyakan film period-drama. Tom Hooper tidak segan-sega menggunakan pengambilan gambar dari jauh, close up, terutama fish eye angle. Semua itu sengaja ia pilih untuk menunjukkan perasaan terperangkap dan tertekan Prince Albert. Alunan musik klasik yang dipakai juga sesuai dan menyentuh. Kostum yang dipakai, terutama oleh Elizabeth, juga tidak kalah indah dan menarik. Sebuah film yang lengkap, old-fashioned, tetapi juga "moving" dan "inspiring". Salah satu kontender kuat untuk Oscar tahun ini, dan secara pribadi, merupakan pilihan saya untuk Best Picture nanti.

Verdict : 9.5/10

No comments:

Post a Comment