Wednesday, May 26, 2010

Prince of Persia : The Sands of Time

- Swashbuckling Prince With a Fancy Dagger -
Dastan (Jake Gyllenhaal) adalah seorang anak jalanan. Suatu hari, raja persia mengangkatnya menjadi anak angkat setelah melihat keberaniannya. Beberapa puluh tahun kemudian, Dastan beserta kedua kakak angkatnya menyerang sebuah kota suci setelah mata-mata kerajaan yang dikirim pamannya, Nizam (Ben Kingsley), mengabarkan adanya pembuatan senjata yang mengancam persia di tempat yang bebas dari kekerasan itu. Setelah penyerangan mereka berhasil, kakak pertama Dastan, Tus (Richard Coyle) menginginkan pernikahan dengan putri Tamina (Gemma Arterton) untuk menjaga kedamaian antara persia dan kota suci tersebut. Tamina akhirnya menerima permintaan itu setelah melihat “The Dagger of Time” (sebuah belati dengan semacam jam pasir di ujugnya), sebuah senjata magis yang disembunyikan di kota itu, berada di tangan Dastan. Sebelum sempat menikah dengan Dastan, sag raja meninggal teracuni jubah yang Dastan hadiahkan, membuatya menjadi buronan. Bersama Tamina, ia melarikan diri dari kerajaannya, berusaha membersihkan namanya, membuktikan bahwa seseorang yang dekat berada di balik semuanya, dan membawa “The Dagger of Time” sejauh-jauhnya dari orang yang menginginkannya.
Adaptasi game jarang yang menjadi box-office hit. Semakin jarang lagi yang mendapatkan pujian dari kritikus. Prince of Persia bisa dipastikan menjadi box-office hit dengan sokongan disney dibelakangnya. Namun apakah kualitasnya diatas film semacam tomb raider dan resident evil? One thing for sure, film ini adalah salah satu film yang sangat pas untuk mendeskripsikan sebuah pop corn movie. Actionnya banyak, fast paced dan seru. Dialog-dialognya berfungsi untuk membawa suatu adegan perteempuran satu ke adegan pertempuran yang lain. Plotnya sendiri bener-bener sangat “game”. Dalam sebuah game, seringkali si tokoh utama disuruh bolak-balik ke satu tempat dan tempat lain yang membawa mereka ke tempat final showdown bersama si antagonis. Bukannya salah pembangunan cerita seperti ini, namun hal itu begitu obvious terasa di film adaptasi game semacam ini, Silent Hill, dan lain-lain. Untungnya chemistry antara Dastan dan Tamina lumayan menyentil dan menarik untuk diikuti.
Permainan akting Jake Gyllehaal memang tidak bisa dibilang “wow” tetapi figurnya sangat pas untuk memainkan Dastan (meski kurang arab). Gemma Arterton lebih asik dilihat disini dibandingkan di Clash of Titans. Jika di Clash dia putih-putih pucet, disini dia coklat-coklat eksotis. Sama-sama asik dilihat sih, hehe. Ben Kingsley tidak benar-benar menonjol dan Alfred Molina menunjukkan sisi humorisnya bersama burung “ostrich” kesayangannya. Hal lain yang patut diacungi jempol adalah penggunan CGI-ya yang begitu megah dan menakjubkan. Istana persia dan kota suci diuat begitu megah dan meyakinkan. Setting interiornya juga bisa dibilang lumayan otentik dan pas. Begitu juga dengan musical scorenya yang terasa “arab” banget.
Overall, tidak ada yang benar-benar salah dari film ini. Cepat, seru, dan asik, namun sedikit susah diingat setelah ditonton di bioskop. Tetapi yang pasti, ini adalah salah satu film adaptasi game terbaik, terutama mungki dibantu dengan suntikkan budget yang lebih besar, director yang lebih pengalaman (Harry Potter 5) dan studio besar semacam Disney di belakangnya. Lumayan gw rekomendasikan buat yang lagi butuh hiburan ringan.

Verdict : 7/10

No comments:

Post a Comment