Robin Longstride (Russell Crowe) adalah seorang pemanah yang berbakat dan berbakti pada negaranya. Pada sebuah penyerangan ke kastil prancis, King Richard the Lionheart meninggal setelah dipanah oleh seorang pelayan. Robin dan ketiga temannya yang dihukum sebelumnya oleh sang raja, melarikan diri dari perperangan untuk menghindari kekacauan dalam perjalan pulang mereka ke London. Dalam perjalanan mereka, mereka menemukan pasukan pimpinan Robert Loxley yang diserang secara mendadak oleh Sir Godfrey (Mark Strong), pengkhianat yang menjadi anak buah kepercayaan King John. Atas permintaan Robert Loxley yang sekarat dan kemudahan yang akan mereka dapatkan dalam perjalanan pulang, Robin dan ketiga temannya berpura-pura menjadi prajurit kepercayaan raja dan berjanji akan membawakan pedang milik Robert ke ayahnya di Nottingham.
Perkara menjadi semakin rumit setelah Godfrey menjalankan rencananya menghancurkan pemerintahan King John dengan menyerang baron-baron (gubernur) di pelosok dataran Inggris dengan mengatasnamakan perintah King John dan pemungutan pajak. Robinpun diangkat anak oleh Walter Loxley, ayah dari Robert Loxley dan memaksanya menikah dengan menantunya, Lady Marion (Cate Blanchett). Robin merasa ia harus tinggal di Nottingham lebih lama setelah sebuah tulisan di pedang milik Robert membawa sebuah flashback yang menganggu pikirannya. Pemerintahan Inggrispun terbelah-belah dan waktu semakin dekat sampai Godfrey menyerang Nottingham dan Raja Prancis mendarat di dataran Inggris.
Tidak ada yang benar-benar salah dari film ini. Aktingnya ciamik, ceritanya lumayan menarik, battle sequencenya juga bisa dibilang top-notch. Mungkin satu-satunya yang mengganggu adalah perasaan “cheated” yang didapat setelah menonton film ini. Jika kita ditanya mengenai robin hood, pasti yang terpintas adalah cerita mengenai seorang pemanah yag berani mencuri dari yang kaya dan membagikannya kepada rakyat miskin. Sebegitu terkenalnya cerita itu sampai sampai Indonesia mengadaptasi cerita itu mentah-mentah dengan memberikan embel-embel “Jaka” di depan nama si tokoh. Tetapi film ini melenceng dari premise yang terlintas di benak kita. Film ini lebih cocok disebut sebuah prekuel yang memiliki durasi terlalu panjang untuk disebut sebuah prekuel.
Ceritanya lebih berfokus kepada perjalanan sebuah tokoh fiksi memperjuangkan keadilan bagi rakyatnya dengan mengusahakan penandatanganan magna charta oleh si raja yang memerintah. Adegan pencurian yang dilakukan Robin hanya sekali, dan itu setelah film ini bergulir selama 1 jam 30 menit. Lebih lagi, ia mencuri dari kereta kuda, bukan dari orang kaya. Sampai momen itu, gw sebagai penonton masih mengharapkan si Robin mencuri dari orang kaya, yang sayangnya harapan gw tidak tercapai.
All things aside, selain kekecewaan gw diatas, gw sebenernya mendapatkan apa yang gw expected dari film ini. Russel Crowe bermain prima, Cate Blanchett masih menakjubkan dengan presencenya dan Mark Strong bermain baik dalam stereotip antagonisnya. Supporting castnya pas, terutama teman-teman Robin yang slengean dan menjadi sumber utama humor di film ini. Dialog-dialognya mungkin sedikit terlalu serius dan mudah membuat ngantuk, namun adegan actionnya tetap exciting dan seru. A liitle bit of chuckle, a pinch of romance, loads of action, and a grand finale battle sequence. A great popcorn movie that can be better, if only I didn’t feel cheated after watching it.
Verdict : 7/10
No comments:
Post a Comment