Tuesday, February 1, 2011

Oscar Watch List : The Kids Are All Right

- Marriage, In All It's Honesty and Truth -
SPOILER ALERT! The Kids Are All Right adalah sebuah film hasil ide Lisa Cholodenko yang diangkat dari beberapa event di kehidupannya, Penulisan scriptnya sudah matang dari tahun 2004, namun proyek ini harus terseret-seret karena susahnya cairan dana yang ia dapat dan beresikonya topik yang ia angkat. Perjuangannya tidak sia-sia setelah aktor-aktor kawakan mulai bersedia membantunya dan distributor besar dari Prancis mau membiayainya. Film ini merupakan salah satu hit di Sundance festival dan berhasil memenangkan Teddy award di Festival Berlinale ke 60. Sebuah komedi satir yang bercerita mengenai pahit manisnya kehidupan berkeluarga, baik itu secara heteroseksual ataupun homoseksual. The Kids Are All Right adalah satu dari sepuluh kontender Best Picture Oscar yang akan diumumkan pada tanggal 27 Februari nanti.
Jules (Julianne Moore) dan Nic (Annete Benning) adalah sepasang pasangan lesbi yang memiliki anak dari donor sperma yang sama. Kedua anaknya, Joni (Mia Wasikowska) gadis pintar berusia 18 tahun yang akan segera masuk ke college dan Laser (Josh Hutcherson) remaja 15 tahun yang sedang memasuki fase akil baliknya, menambah kebahagian keluarga kecil tersebut. Tidak bisa dipungkiri, beberapa masalah kerap melanda keluarga mereka mulai dari sikap Nic yang dominan, Jules yang tidak bisa memegang pekerjaan tetap, Joni yang introvert dan pendiam, serta Laser yang suka memberontak dan bergaul dengan teman yang tidak baik. Namun masalah terbesar datang saat Joni dan Laser berinisiatif menghubungi ayah sperma mereka, Paul (Mark Ruffalo) yang hidup membujang dan bercinta dengan berbagai rekan kerja di restorannya. Sebesar apakah pengaruh si donor sperma dalam keluarga kecil mereka tersebut?
Berkebalikan dari Black Swan yang lebih dulu saya bahas, film ini tidak mengandalkan efek yang megah, koreografi yang menawan, atau set background yang breathtaking. Film ini membahas sebuah keluarga, pada umumnya, yang tidak berbeda jauh dari keluarga lain. Meskipun kepala keluarganya adalah sepasang wanita, problematika yang ada tidak jauh dari keadaan kita sehari-hari. Film ini membahas masalah yang ada atau mungkin ada, dengan apa adanya dan tidak berusaha "memaniskan" suasana atau "mendramatisasi" secara berlebihan. Yang menjadi kelebihan dari film ini adalah usahanya untuk tidak menanggapi dirinya terlalu serius. Dibalut dalam suasana komedi satir, momen-momen yang konyol kerap hadir dan tidak menganggu alur cerita yang sudah sangat rapi disusun. Annete Bening dan Julianne Moore bermain sangat apik, meyakinkan dan emosional sebagai Nic dan Jules. Emosi yang mereka pancarkan amat sangat nyata dan membawa para penonton masuk ke dalam kehidupan sehari-hari dan ikut merasakan problematika yang melanda mereka. Permainan para supporting castnya juga efektif, meski tidak sebrilian kedua wanita tadi. Yang sedikit disayangkan adalah betapa underusednya Laser dan Joni. Jika mau ditelaah, sub-plot perselingkuhan Jules memang menarik, namun masalah selingkuh sudah amat sangat sering dibahas dalam berbagai film lainnya. Kisah Joni yang introvert dan akhirnya harus "cracked" saat melihat keluarganya yang tidak sesempurna itu jauh lebih menarik dan baru. Argumennya dengan kedua orangtuanya 20 menit sebelum film berakhir benar-benar efektif dan membuat hati tergerak melihatnya. Terlebih lagi Laser yang tidak dieksplor lebih dalam selepas Paul masuk dan merusak perkawinan mereka. Laser yang dalam masa akil balik dan "eksploratif" dalam hal seksual merupakan sebuah sub-plot yang tidak kalah seru untuk digali. Meskipun begitu, eksekusi dari film ini tidak benar-benar mengesampingkan mereka, meskipun cukup disayangkan potensi yang ada tidak dikembangkan lebih jauh.

Verdict : 8.7/10

No comments:

Post a Comment